Sejumlah kota, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Medan dan kota di Kalimantan akan mendukung kegiatan mematikan listrik selama 1 jam dalam event Earth Hour. Event yang digagas oleh WWF (World Wild Fund) tersebut akan dilangsungkan pada Sabtu (27/03) pukul 20:30 hingga 21:30 WIB. Menurut Koordinator Kampanye Program Iklim dan Energi WWF Indonesia Verena, seperti yang dilansir dari Inilah, jika 10 persen penduduk mau ikut serta dalam program ini, maka dapat menghemat 300MW, dan listrik untuk 900 desa, juga mengurangi 267 ton emisi CO2 atau sama dengan penanaman 267 pohon, karena 1 pohon dapat menyerap CO2 sebanyak 1 ton sepanjang hidup pohon tersebut.
“Kami menghitung 78% konsumsi energi nasional diserap oleh Pulau Jawa dan Bali, 23% terkonsentrasi di DKI Jakarta dan Tangerang. Dari 23% tersebut 33% adalah sektor rumah tangga yang paling banyak menghabiskan energi listrik, kedua industri dengan 30%, disusul bisnis dan gedung komersiil 30%, gedung pemerintahan 3% dan 4% oleh fasilitas publik dan sosial.” ulas Verena, seperti yang dikutip dari Inilah.
Sedangkan menurut pihak LAPAN yang diwakili oleh Prof Dr Thomas Djamaludin menilai kampanye Earth Hour ini sangat bagus, karena dapat menanamkan pembelajaran pada masyarakat mengenai pentingnya listrik yang mempunyai dampak pada pemanasan global. Terutama di Indonesia yang menggunakan air (PLTA), batubara dan bahan bakar minyak untuk listrik, tambahnya. Namun, LAPAN menilai pula masyarakat Indonesia kurang antusias dalam menyambut Earth-Hour, karena kemungkinan masyarakat Indonesia yang masih enggan mematikan lampu akibat banyaknya pemadaman listrik bergilir yang menghambat event tersebut.(h_n)
Diposting oleh
va-riza.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar