welcome in my maya world

Cinta Putih itu sebenarnya ada satu dalam diri manusia dan ta'kan terbagi. Kalaupun itu terbagi dia ta'kan utuh lagi.

MAKALAH

PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

Tugas ini disusun sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Drs.Budi Utomo

Oleh : Fuad Nur Setyawan


SISTEM INFORMASI

STMIK DUTA BANGSA

SURAKARTA

2008

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan makin turunnya pamor Pancasila di Negerinya sendiri, saya ingin mencoba untuk menginformasikan kepada dunia luar pada umumnya dan kepada bangsa Indonesia pada khususnya bahwa Pancasila masih sangat perlu di amalkan penghayatannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena Pancasila merupakan sumber dari segala peraturan yang ada di Republik Indonesia.

B. Tujuan

Sesuai dengan instruksi yang telah di beritahukan oleh Dosen Mata Kuliah Pancasila, maka saya selaku mahasiswa yang mengikuti Mata Kuliah Pancasila di wajibkan untuk membuat makalah guna menambah nilai dalam Mata Kuliah Pancasila yang saya sedang jalani.

BAB II

PEMBAHASAN ISI

Realitas kontemporer memperlihatkan bahwa tantangan terhadap ideologi Pancasila, baik kini maupun nanti, beberapa di antaranya telah tampak di permukaan. Tantangan dari dalam di antaranya berupa berbagai gerakan separatis yang hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apa yang terjadi di Aceh, Maluku, dan Papua merupakan sebagian contoh di dalamnya. Penanganan yang tidak tepat dan tegas dalam menghadapi gerakan-gerakan tersebut akan menjadi ancaman serius bagi tetap eksisnya Pancasila di bumi Indonesia. Bahkan, bisa jadi akan mengakibatkan Indonesia tinggal sebuah nama sebagaimana halnya Yugoslavia dan Uni Soviet.

Tidak kalah seriusnya dengan tantangan dari dalam, Pancasila juga kini tengah dihadapkan dengan tantangan eskternal berskala besar berupa mondialisasi atau globalisasi. Globalisasi yang berbasiskan pada perkembangan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi, secara drastis telah mentransendensi batas-batas etnis bahkan bangsa. Jadilah Indonesia kini, tanpa bisa dihindari dan menghindari, menjadi bagian dari arus besar berbagai perubahan yang terjadi di dunia. Sekecil apa pun perubahan yang terjadi di belahan dunia lain akan langsung diketahui atau bahkan dirasakan akibatnya oleh Indonesia. Sebaliknya, sekecil apa pun peristiwa yang terjadi di Indonesia secara cepat akan menjadi bagian dari konsumsi informasi masyarakat dunia. Pengaruh dari globalisasi ini dengan demikian begitu cepat dan mendalam.

Menjadi sebuah petanyaan besar bagi bangsa Indonesia, sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan tersebut? Akankah Pancasila tetap eksis sebagai ideologi bangsa? Jawabannya tentu akan terpulang kepada bangsa Indonesia sendiri sebagai pemilik Pancasila. Namun demikian, kalaulah kemudian mencoba untuk mencari jawaban atas berbagai tantangan tersebut maka jawabannya adalah bahwa Pancasila akan sanggup menghadapi berbagai tantangan tersebut asalkan Pancasila benar-benar mampu diaplikasikan sebagai weltanschauung bangsa Indonesia.

Implikasi dari dijadikannya Pancasila sebagai pandangan hidup maka bangsa yang besar ini haruslah mempunyai sense of belonging dan sense of pride atas Pancasila. Untuk menumbuhkembangkan kedua rasa tersebut maka melihat realitas yang tengah berkembang saat ini setidaknya dua hal mendasar perlu dilakukan. Penanaman kembali kesadaran bangsa tentang eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa. Penanaman kesadaran tentang keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa mengandung pemahaman tentang adanya suatu proses pembangunan kembali kesadaran akan Pancasila sebagai identitas nasional. Upaya ini memiliki makna strategis manakala realitas menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu telah terjadi proses pemudaran kesadaran tentang keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Salah satu langkah terbaik untuk mendekatkan kembali atau membumikan kembali Pancasila ke tengah rakyat Indonesia tidak lain melalui pembangunan kesadaran sejarah.

Tegasnya Pancasila didekatkan kembali dengan cara menguraikannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan rakyat Indonesia, termasuk menjelaskannya bahwa secara substansial Pancasila adalah merupakan jawaban yang tepat dan strategis atas keberagaman Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini maupun masa yang akan datang.

BAB III

PENUTUP

Alhamdullilah, saya ucapkan kepada Allah SWT akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan rapi dan tepat waktu.
Apabila di dalam pekerjaan saya ini terdapat kekurangan, saya harap maklum karena saya masih dalam taraf pembelajaran. Saya selaku penyusun, berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dalam hal pengamalan Pancasila serta penghayatannya.
Selain itu apabila ada kritik, saya menerimanya dengan tangan terbuka baik itu mengenai makalah ini atau hal lain yang berhubungan dengan informasi yang mengenai Pancasila. Saya juga ingin berterima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Pancasila yang telah mengajar saya selama ini walaupun mungkin hasil yang di inginkan belum maksimal dan memuaskan.

DAFTAR ISI

1. Pikiran Rakyat Cyber Media, 2002

2. Sinar Harapan Cyber Media, 2003,

10 komentar:

lisda f,masitoh mengatakan... 4 Oktober 2009 pukul 18.44  

aku suka.....

mantaap..siip..aq jd terbantu..mkcy y maz bwt makalahnya..smg dibalas sm yang kuasa

terima kasih banyak..
mw ijin copy ya..?

Terima kasih buat semuanya....!!!
saling memberi kritik dan saran yg mendukung ya....!!!

Anonim mengatakan... 11 Mei 2010 pukul 10.46  

thank's ya... dah menjadi inspirasi bwt aq.Jazakallahu khoiron kasiiron....

Thx yuacch artikel na, aq copas heee gp2 kan?? leh dund kunjungan balik ke blog-narsisku hheheeee

thanx ea wt infonya. . .
jazakumulloh.....

ass,
mantaff,,, bagus kak...
mau izin ngrangkumm y ...

assalamualaikum. wr.wb
makasih kak buat postingnya, walau lama tapi berguna.
ijin ngerangkum kakk...!!!

terima kasih banyak....membantu sekali :)

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Follow me

About this blog

Dalam diri manusia itu ada dua macam potensi tipuan dan rayuan. Dua hal itu seperti duri jika dipegang dan ibarat bunga jika dipandang. Apabila engkau memerlukan pertolongan mereka, bersikaplah bagai api yang dapat membakar duri-duri itu.